Welcome (: Dwi Wahyu Febrianto

Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start blogging!Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, ...

Download software gratis disini

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. ...

Chatting Sepuasnya disini

Here's an mp3 file that was uploaded as an attachment: Juan Manuel Fangio by Yue And here's a link to an external mp3 file: Acclimate by General Fuzz Both are CC licensed. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, ...

Ada Tips and Trik Blogger Disini

Some block quote tests: Here's a one line quote. This part isn't quoted. Here's a much longer quote: Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. In dapibus. In pretium pede. Donec molestie facilisis ante. Ut a turpis ut ipsum pellentesque tincidunt. Morbi blandit sapien in mauris. Nulla lectus lorem, varius aliquet, ...

Ada ilmu Sastra dan Science disini

I'm just a lowly contributor. My posts must be approved by the editor.Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at ...

Posted by Unknown - - 0 komentar


PDF Cetak E-mail


Gejala awal penyakit jantung dapat terlihat pada tulisan tangan anda, sebut seorang peneliti, sebuah ide yang mirip dengan pembacaan garis tangan. Penelitian tentang hal ini dilakukan di UK's Poole Hospital dipresentasikan pada Konferensi Komunitas Grafonomi Internasional di Melbourne baru-baru ini.

Peneliti tulisan tangan, Christina Strang melaporkan bahwa dia telah menganalisa lebih dari 100 tulisan tangan orang yang berumur awal 60 an, termasuk 61 pasien berpenyakit jantung. Dia juga menganalisa tulisan tangan 41 orang yang belum pernah didiagnosa menderita penyakit jantung. Strang mengatakan bahwa penelitian sebelumnya lebih memfokuskan efek tulisan tangan dengan kondisi saraf seperti penyakit Parkinson, penyakit Huntington, dan penyakit Alzheimer. Namun Strang ingin melihat bahwa penyakit jantung juga memberikan tanda pada tulisan tangan. Strang menganalisa sampel tulisan yang diperbesar untuk menonjolkan beberapa hal termasuk kerusakan atau patahan-patahan pada tulisan tangan, cacat pada huruf 'o', dan “titik berhenti sementara” dimana pena berhenti sebentar saat pena tengah digoreskan. Strang menemukan bahwa orang yang menderita penyakit jantung secara statistik memiliki “titik berhenti sementara” relatif lebih banyak daripada tulisan tangan orang normal, terutama pada daerah tengah atas huruf 'a', 'e', dan 'o'. Strang mengatakan ia sedang mengajukan penemuannya ini untuk dipublikasikan, dan sedang melakukan percobaan replikasinya. Dia mengatakan banyak penemuan tentang ini sangat tidak ilmiah namun ia mencoba untuk memperbaikinya.

Masalah Kepercayaan

Sebagian peneliti berpikir bahwa paper ini hanya memiliki sedikit harapan dipublikasi sebagai jurnal klinis. “Saya ragu paper ini akan lulus uji kredibillitas”, kata seorang dokter ahli saraf Professor Perminder Sachdev dari Universitas New South Wales, ketika melihat paper Strang. Beliau juga mengatakan bahwa ada beberapa masalah dengan cara pemilihan partisipan dan analisisnya. Sachdev juga sedikit ragu apa mungkin secara mekanisme ada hubungan tulisan tangan dengan ancaman dan penyakit jantung. Dia juga mengkritik Strang karena tidak memberikan interpretasi akhir pada penelitiannya. “Apakah pasien dalam keadaan capek sehingga sering berhenti sebentar ketika menulis” tambah beliau lagi. Dr Karen Stollznow salah seorang Australia yang skepktis mengatakan bahwa Strang kelihatan seperti pendukung “pseudoscience” ilmu “grafologi”. “Grafologi adalah tulisan tangan yang setara dengan pembacaan garis tangan” sebut Stollznow, yang tinggal di Amerika Serikat.

Grafonomi atau Grafologi

Stollznow mengatakan meski ada pendekatan ilmiah pada analisa tulisan tangan yang biasa disebut grafonomi, dua istilah ini sering membingungkan dan digunakan secara keliru. “Produksi tulisan tangan dapat dipengaruhi oleh beberapa kelainan seperti Parkinson, tapi tak dapat dikatakan bahwa gaya tulisan tangan dapat mengindikasikan penyakit, khususnya penyakit jantung,” kata Stollznow. “Sederhananya, belum ada cukup bukti untuk menghubungkan penyakit jantung dan gaya tulisan tangan, atau untuk menyarankan tulisan tangan sebagai alat diagnosa penyakit yang akurat”

Strang kini berencana untuk bekerjasama dengan Dr Andrew McLeod, konsultan jantung senior di RS Poole, untuk menguji jumlah pasien jantung yang jauh lebih banyak. Dia mengatakan meski McLeod awalnya skeptis bahwa kondisi yang tak berkaitan dengan saraf dapat berbekas pada tulisan tangan, McLeod terkesan pada hasil penelitian awal. Strang berharap suatu hari tulisan tangan dapat memprediksi gejala awal penyakit jantung tanpa diperlukan teknik invasif dan mahal.

Menulis ketika mabuk

Sementara itu peneliti Australia telah mempelajari pengaruh alkohol pada tulisan tangan. Dr Jim Phillips dari Monash University dan rekannya mempelajari pengaruh tiga dari lima minuman standar dari vodka dan orange pada tulisan tangan 20 laki-laki di usia sekitar 20 tahun. “Tulisan mereka menjadi lebih besar,” sebut Phillips. Timnya menemukan bahwa keberadaan alkohol dalam darah, merubah 0,05% kecepatan pergerakan pena ketika mulai dan berakhir. “ Fase percepatan seperti lebih lama dan fase perlambatannya lebih pendek,” kata Philips.

“Menemukan fakta bahwa pengaruh minuman pada kemampuan mengemudi itu gampang”, kata Phillips, “namun penelitian pengaruh alkohol pada tulisan tangan sangatlah sedikit”. Dia mengatakan bahwa penemuan ini dapat membantu investigasi forensik, seperti menentukan apakah seseorang dalam keadaan mabuk ketika menandatangani dokumen.

[ Read More ]

Posted by Unknown - - 0 komentar


PDF Cetak E-mail


Sebagian besar orang berdasar pengalamannya menyadari bahwa otak tidak dapat menyerap informasi lagi ketika terbangun sampai larut malam atau dalam waktu yang lama. Dan tidur selama beberapa jam akan menyegarkan otak kembali.

Penelitian baru oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat University of Wisconsin mengklarifikasi fenomena ini, mendukung gagasan bahwa tidur memainkan peran penting pada kemampuan otak dalam beradaptasi terhadap lingkungan. Kemampuan tersebut diebut plastisitas yang merupakan inti penelitian mereka.

Seperti yang dilaporkan pada versi online Nature Neuroscience, terbitan 20 Januari 2008, peneliti dari UW-Madison menunjukkan beberapa bukti bahwa sinapsis (sel saraf yang berhubungan dengan plastisitas otak) sangat kuat ketika tikus terbangun dan lemah ketika mereka tidur.

Penemuan baru ini menegaskan hipotesa dari peneliti UW-Madison tentang peranan dari tidur. Mereka percaya bahwa ketika manusia tidur sinapsis memperkecil diri dan bersiap untuk hari yang baru dan masa belajar dan penguatan sinapsis berikutnya.

Otak manusia menghabiskan 80 persen energinya pada aktivitas sinaptik, dengan secara konstan menambah dan memperkuat koneksi untuk merespon semua jenis rangsangan, seperti dijelaskan oleh Chiara Cirelli, kepala penelitian yang juga professor psikiatri.

Mengingat bahwa terdapat ribuan sinapsis pada setiap neuron yang berjumlah jutaan pada otak manusia, maka pengeluaran energi ini sangatlah besar dan tidak dapat ditopang. "Kita memerlukan masa offline, dimana kita tidak terekspos terhadap lingkungan, sehingga sinapsis tak bekerja, kita percaya bahwa itulah alasan manusia dan semua makhluk hidup tidur. Tanpa tidur, otak akan mencapai titik jenuhnya sehingga mengurangi energi, kemampuan menyimpan dan kemampuan belajar dari otak.” sebut Cirelli.

Untuk menguji teori ini, peneliti menggunakan elektrofisiologi dan molekuler pada tikus dan mengevaluasi penguatan dan pelemahan sinapsis ketika tikus tidur maupun bangun. Kemudian diambil potongan otak tikus untuk mengukur jumlah reseptor atau pengikat yang bergerak ke sinapsis. "Penelitian terakhir menunjukkan ketika aktivitas sinaptik meningkat, jumlah reseptor glutamatergic yang masuk ke sinapsis meningkat dan membuat sinapsis lebih besar dan kuat," jelas Cirelli. Kelompok ini terkejut ketika menemukan bahwa tikus mengalami kenaikan reseptor 50% ketika bangun daripada saat tikus tidur.

Pada percobaan molekuler, peneliti memeriksa jumlah reseptor yang mengalami fosforilasi, indikasi lain yang menunjukkan penguatan sinaptik. Mereka menemukan bahwa tingkat fosforilasi jauh lebih tinggi pada saat tikus bangun. Hasil yang sama ditunjukkan ketika mereka mengukur enzim lain yang biasanya aktif saat penguatan sinaptik.

Untuk memperkuat argument mereka, Cirelli dan koleganya juga melakukan pengujian pada tikus hidup untuk mengevaluasi sinyal listrik yang merefleksikan perubahan sinaptik pada waktu berbeda. Hal ini meliputi merangsang salah satu sisi otak tikus dengan elektroda dan mengukur respon yang ditimbulkan yang setara dengan EEG di sisi lainnya.

Penelitian kembali menunjukkan bahwa untuk tingkat rangsangan yang sama, respon ketika bangun lebih kuat daripada saat tikus tidur, mengindikasikan bahwa sinapsis pasti menjadi lebih kuat ketika bangun. "Dengan mengambil hasil pengukuran molekuler dan elektrofisiologi sangat sesuai dengan ide bahwa sirkuit otak manusia semakin kuat secara progresif ketika bangun dan tidur membantu kalibrasi ulang otak pada garis topangan dasar,” jelas Cirelli.

Teori yang dikembangkan Chiara Cirelli bersama Dr. Giulio Tononi, disebut hipotesa sinaptis homeostatis, berlawanan dengan banyak teori peneliti lain tentang pengaruh tidur terhadap pembelajaran. Ide paling popular saat ini adalah ketika tidur sinapsis bekerja keras mengulang dan mengkonsolidasi informasi yang didapat sebelumnya, sebut Cirelli. "Itu berbeda dengan pemikiran kami," sebut Cirelli. "Kami percaya bahwa belajar hanya terjadi ketika manusia bangun, dan fungsi utama dari tidur adalah menjaga otak manusia dan semua sinapsisnya efisien”
[ Read More ]