Seringkali ada keluhan dari para orang tua tentang anaknya yang tidak mau berlatih otak tengah di rumah.
Mengapa hal ini terjadi?
Pada umumnya memang ini terjadi.
Apakah anda pikir anak akan otomatis melakukan apa yang kita inginkan? Tentu saja tidak.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Jika anda ditanya masalah ini jawaban apa yang anda akan berikan? Coba anda pilih salah satu dari pilihan ini. Tidak ada yang salah dan tidak ada yang benar, semua adalah pilihan anda.
- Buat jadwal tetap untuk anak anda, dan dia harus mengikuti jadwal tersebut suka atau tidak suka.
- Buat ancaman serius, karena anda sudah mengeluarkan biaya cukup mahal untuk aktivasi otak tengah ini.
- Biarkan sajalah yang penting dia sudah ikut aktivasi dan efeknya kan permanen.
- Berikan dia iming-iming (hadiah) yang dia suka supaya bisa berlatih.
- Ikutkan dia pada sessi Latihan Bersama dengan Indonesia Jenius Cabang setempat.
- Ikutkan dia pada reaktivasi berikutnya lagi
Pilihan yang dianjurkan : 4 & 5.
Memang tidak mudah memberikan iming-iming tersebut. Tetapi kita bisa siasati dengan seperti ini. Jika kita memang akan membelikan dia mainan. Kita bisa kaitkan hal ini dengan latihan selama 1 bulan misalnya.
Otak tengah adalah bagian otak yang ‘Reward Seeking’, artinya jika ada iming-iming (atau dalam bahasa keren-nya reward driven), maka otak tengahlah yang merespons hal tersebut. Happiness juga adalah faktor penting dalam latihan anak di rumah. Jika kita membuat suasana berlatih seperti suasana bermain, maka hal ini akan lebih mudah.
Jangan perlakukan latihan otak tengah seperti pelajaran sekolah. Biarlah otak tengah berkaitan dengan hal yang menarik, dan kesenangan. Jangan cemari latihan otak tengah dengan keharusan dan hukuman. Karena stress seperti itulah yang menyebabkan otak tengah kita tertutup.